"Hallo?", kataku ketika telepon sudah
tersambung.
"Hallo?", terdengar suara wanita menjawab.
"Ini pasti Bu Hanny, ya? Saya Bima Handrono,
Bu..", kataku.
"O, Pak Bima.. Apa kabar?", tanya Hanny
ramah.
"Baik, Bu.. Bisa bicara dengan Pak Ronny,
Bu?", tanyaku.
"Suami saya sejak kemarin malam pulang ke
Semarang, Pak..", kata Hanny.
"O begitu ya, Bu.. Well, kalo begitu saya pamit
mundur saja, Bu..", kataku cepat.
"Sebentar, Pak Bima!", kata Hanny menyela.
"Ya ada apa, Bu?", tanyaku.
"Tidak ada apa-apa kok, Pak. Hanya saja rasanya
kita sudah lama tidak pernah bertemu", katanya.
"Betul sekali, Bu. Kebetulan saja saat ini
sebetulnya saya ada perlu dengan Pak Ronny tentang masalah bisnis kami,
Bu", kataku.
"Ada yang bisa saya bantu, Pak Bima?", tanya
Hanny serius.
"Mm.. Kayaknya tidak ada, Bu. Terima
kasih..", kataku lagi.
"Sekarang Pak Bima sedang dimana?", tanyanya
kian melebar.
"Saya sedang di jalan, Bu. Tadinya mau ke rumah
Ibu. Tapi ternyata Pak Ronny tidak ada di rumah..", kataku seadanya.
"Kesini saja dulu, Pak Bima!", ajak Hanny.
"Gimana, ya?", kataku ragu.
"Ayolah, Pak Bima.. Teman suami saya berarti
teman saya juga. Please..", pintanya.
"Baiklah, saya akan mampir sebentar..",
kataku setelah berpikir sejenak.
"Okay.. Saya tunggu, Pak Bima. Bye", kata
Hanny sambil menutup telepon.
Segera aku menuju ke rumah Ronny, teman bisnisku. Di
teras sebuah rumah di kawasan Cipinang Indah, tampak seorang wanita tersenyum
ketika aku mendekat, itulah istri temanku yang bernama Hanny. Aku biasa
memanggilnya dengan Ibu Hanny. Usianya sekitar 37 tahun, wajah lumayan enak
dipandang. Kulit putih, postur tubuh sedang saja. Yang membuatku suka adalah
tubuhnya yang seksi terawat. Aku kenal dia sekitar satu tahun yang lalu ketika
aku mengantar Ronny suaminya, pulang dari urusan bisnis. Sejak pertemuan itu
kami masih seing bertemu. Dan memang dalam pertemuan-pertemua itu mataku dan
mata bu Hanny sering bentrok tanpa setahu suaminya. Dan kerlingan matanya
kadang mengandung birahi terpendam.
Bahkan pernah ketika aku nekat mengedipka mata...ia
membalasnya dengan dengan menggigit bibir bawanya dengan gaya yang
nakal... Tapi itu semua berlalu...
Sampai suatu ketika...
"Silahkan masuk, Pak Bima", katanya sambil
membuka pintu rumahnya.
"Terima kasih", kataku sambil duduk di ruang
tamu.
"Mau minum apa, Pak?', tanyanya sambil tersenyum
manis.
"Apa saja boleh, Bu..", jawabku sambil
membalas senyumannya.
"Baiklah..", katanya sambil membalikkan
badan dan segera melangkah ke dapur.
Mataku tak berkedip melihat penampilan Hanny pagi itu.
Dengan memakai kaos tank-top serta celana pendek ketat/hot span, membuat mataku
dengan jelas bisa melihat mulusnya punggung serta bentuk dan lekuk paha serta
pantat Hanny yang bulat padat bergoyang ketika dia berjalan. Bu Hanny ini
benar-benar semok....
"Maaf kelamaan..", kata Hanny sambil
membungkuk menyajikan minuman di meja. Saat itulah dengan jelas terlihat buah
dada Hanny yang besar. Darahku berdesir karenanya.
"Silakan diminum..", katanya sambil duduk.
Kembali mataku selintas melihat selangkangan Hanny
yang jelas menampakkan menggembungnya bentuk memek Hanny.
"Iya.. Iya.. Terima kasih..", kataku sambil
meneguk minuman yang disajikan.
"Sudah lama sekali ya kita tak bertemu..",
kata Hanny membuka percakapan.
"Betul, Bu. Sudah sekitar enam bulan saya tidak
kesini..", jawabku.
"Senang rasanya bisa bertemu Pak Bima
lagi..", kata Hanny tersenyum sambil menyilangkan kakinya
Kembali mataku disuguhi pemandangan yang indah. Bentuk
paha indah dan sekal-padat Hanny membuat darahku berdesir kembali. Ini
perempuan kayaknya bisa juga.., pikiranku mulai kotor.
"Hei! Pak Bima lihat apa?", tanya Hanny
tersenyum nakal ketika melihat mataku tertuju terus ke pahanya.
"Eh.. Mm.. Tidak apa-apa, Bu..", jawabku
agak kikuk.
"Hayoo.. Ada apa?", kata Hanny lagi sambil
tersenyum menggoda dan kerlingan matanya menatapku. Aku suka tatapan matanya
yang terkesan binal.
"Saya suka lihat bentuk tubuh Ibu, jujur
saja..", kataku memancing.
"Memangnya kenapa dengan tubuh saya?",
tanyanya sambil matanya menatap tajam mataku.
"Mm.. Nggak ah.. Nggak enak
mengatakannya..", jawabku agar dia penasaran.
"Tidak enak kenapa? Ayo dong Pak Bima..",
katanya penasaran.
"Sudah ah, Bu.. Malu sama orang.", kataku
sambil tersenyum.
"Iihh! Pak Bima bikin gemes deh..", katanya
sambil bangkit lalu menghampiri dan duduk di sebelahku. Aroma tubuhnya benar-benar
membangkitkan birahi...
"Saya cubit nih..! Ayo dong katakan apa?",
katanya sambil mencubit pelan tanganku.
"Yee.. Ibu ternyata agresif juga ya?!",
kataku sambil tertawa.
"Tapi suka, kan?", katanya nakal dan manja.
"Iya sih..", kataku mulai berani karena
melihat gelagat Hanny seperti itu.
"Kalau begitu, ayo dong Pak Bima kasih tahu ada
apa dengan tubuh saya?", tanya Hanny agak berbisik sambil tangannya
ditumpangkan di atas pahaku. Aku tak menjawab pertanyaannya, hanya tersenyum
sambil mataku tajam menatap matanya.
"Ihh, kenapa Pak Bima tak mau jawab sih?",
suara Hanny berbisik sementara matanya menatap mataku.
Beberapa saat mataku dan mata Hanny saling bertatapan
tanpa bicara. Sedikit demi sedikit kudekatkan wajahku ke wajahnya. Terdengar
jelas nafas Hanny menjadi agak cepat disertai remasan tangannya di pahaku
ketika bibirku hampir bersentuhan dengan bibirnya.
"Tubuh Ibu seksi..", bisikku sambil
menempelkan bibirku ke bibir merahnya.
"Ohhh...mmmmhh..", desahnya ketika kukecup
dan kulumat perlahan bibirnya.
"Pantatmu bahenol Bu Hanny..."kataku smbil
tanganku meremasi pantatnya.
"Nggghhhh..."Bu Hanny mendesah. Ia melepas
bibirnya, lalu mendesakku makin rapat. Bibirnya terbuka...lalu melumat mulutku
dengan liar. Ia memutar-mutar mulutnya dan sambil mendesah ia memaguti bibirku.
Tak kusangka nafsu Bu Hanny begitu liar dan panas.
Lumatan bibirku dengan sangat panas dan liar dibalas dengan pagutan yang lebih
liar lagi. Lumatan bibir, hisapan dan permainan lidahnya benar-benar membuatku
bergairah. Apalagi ketika tangan kiri Bu Hanny dengan berani langsung memegang
dan meremas celana bagian depanku yang sudah mulai menggembung. Tangan kanannya
dengan lembut memegang belakang kepalaku dan meremasi rambutku.
"Mmhh..", desahnya ketika tanganku mulai
meraba buah dadanya yang cukup besar menantang.
Kamu secara bersama-sama melepaskan bibir kami yang
berpagut ketat...Lalu seperti dikomando kami saling menjilat leher... Di sela
kilatanku di lehernya kudekati kupingnya lalu aku
berbisik..."Ohh...bu...susumu montok..."desahku. Aku begitu intens
meremasi susunya.
"MMhhhh.....mmm suka iyah...mmm..."desahnya
di kupingku. Ia begitu liar menciumi dan menjilati leherku. Kadang ia
mengigitnya lembut.
Lalu di sela-sela jilatanya di leherku ia berbisik di
telingaku..."Kita pindah ke kamar saja, Pak Bima..", bisiknya. Ia
melepaskan bibirnya. Matanya memandangi ku dengan nakal sambil tangannya
meremasi kontolku....Ia memandangiku penuh birahi..."Kita ke kamar...aku
mau ini...aku mau kontol ini...."desahnya pelan sambil meremasi kontolku
dan memandangi mataku dengan tatapan penuh birahi mesum.
Aku tak sanggup menahan nafsuku. Kukelurkan lidahku
lalu kujilati bibirnya yang tersenyum mesum
itu...."Hmmmhhh....."desahku sambil mengusap lengannya dan
mengajaknya bangkit.
Segera kuikuti Hanny ke kamarnya sambil sesekali
memegang dan meremas pantatnya. Di dalam kamar. Hanny tanpa segan lagi langsung
melepas semua pakaiannya hingga dengan jelas aku bisa menyaksikan betapa
seksinya tubuh dia. Aku suka buah dadanya yang cukup besar dengan puting susu
kecil berwarna agak coklat. Apalagi ketika melihat memeknya yang dihiasi bulu
yang tak terlalu banyak tapi rapi.
"Ayo dong lekas buka pakaiannya..", kata Bu
Hanny ketika melihatku belum membuka pakaian.
"Tubuh Ibu sangat bagus...pinggul ibu sungguh
bahenol dan padat..", kataku tersenyum sambil membuka pakaianku.
"Apa yang Pak Bima suka?", tanya Hanny
sambil menghampiri dan membantu membuka pakaianku.
"Saya suka ini..", kataku sambil meremas
buah dadanya lalu meraba memeknya.
"HHHHmmm, nakal..!!", katanya sambil
memegang dan mengelus kontolku yang sudah mulai tegang. Kurengkuh belakang
kepalanya lalu segera kulumat bibirnya, Hanny pun segera membalas lumatanku
sembari tangannya makin keras meremas kontolku.
"Uhh..", desah Hanny ketika tanganku meremas
buah dadanya dan sesekali memainkan puting susunya.
Sambil berdiri kami berciuman dan saling raba apa pun
yang mau diraba, saling remas apapun yang mau diremas. Sampai beberapa saat
kemudian, kudorong dan kurebahkan tubuh mulus telanjang Hanny ke atas ranjang.
"Oww.. Pak Bima! Enakkhh..", desah Hanny
keras ketika bibirku menyusuri belahan memeknya sementara tanganku memegang dan
meremas buah dadanya.
"Ohh.. Ohh..jilatanmu...", jerit Bu Hanny
sambil menggelinjang ketika lidahku menjilati kelentit dan lubang memeknya
bergantian.
Tubuh Bu Hanny makin bergetar dan melengkung ketika
sambil kujilat kelentitnya, kumasukkan jariku ke lubang memeknya. Terasa di
jariku jepitan-jepitan pelan lubang memeknya ketika jariku kukeluarmasukkan
perlahan.
"Oohh..", jerit Bu Hanny makin keras serta
dengan keras menjambak kepalaku dan mendesakkan ke memeknya.
"Aku mau keluarrhh, Bimahh..", jerit Bu
Hanny sambil menggerakan dan mendesakkan memknya ke mulutku.
"Oohh!! Nikmaatthh..!!", jerit Hanny ketika
mendapatkan orgasme, lalu tubuhnya melemah. Aku bangkit lalu kutindih tubuhnya.
"Bagaimana rasanya, Bu?", tanyaku sambil
mengecup bibirnya. Hanny tidak menjawab pertanyaanku, tapi membalas kecupanku
dengan lumatan ganas walau mulutku masih basah oleh cairan memeknya sendiri.
"Gantian, Pak..", kata Hanny sambil
tersenyum lalu bangkit.
"Mm.. Enak, Bu..", kataku ketika kontolku
dikocoknya sambil sesekali Hanny menjilat kepala kontolku.
"Uhh..", desahku ketika terasa mulut dan
lidah Hanny dengan hangat melumat dan menghisap kontolku.
Jilatan dan hisapan Hanny sangat terasa nikmat. Sangat
lihay sepertinya Hanny dalam hal ini. Apalagi ketika lidah Hanny dengan tanpa
ragu menjilat lubang anusku berkali-kali sembari tangannya tak henti mengocok
kontol. Apalagi ketika ujung jarinya dimasukkan ke lubang anusku, lalu mulutnya
tak henti menjilat dan menghisap kontolku.
"Novii.. Enakk bangett..", kataku sambil
terpejam lalu memegang kepalanya. Kemudian kugerakkan kontolku keluar masuk
mulutnya.
"Uhh.. Enak sekali, Nov..", kataku sambil
meremas rambut Hanny.
"Sudah deh.. Naik sini!", pintaku. Hanny
menurut.
Setelah menghentikan hisapannya, dia segera bangkit lalu
segera naik ke atas tubuhku. Kemudian dengan satu tangan dipegang kontolku lalu
diarahkannya ke lubang memeknya. Bless.. Tak lama memeknya sudah mulai
digerakkan ketika kontolku sudah masuk.
"Sudah lama saya memimpikan bisa bersetubuh
dengan Pak Bima..", kata Hanny sambil tetap menggerakan pinggulnya turun
naik di atas kontolku.
"Memangnya kenapa, Bu.. Mhh..", kataku
sambil meremas kedua buah dadanya yang bergoyang seiring gerakan tubuh Hanny
yang bergerak turun naik dengan cepat.
"Mmhh.. Karena.. Mmhh.. Karena sejak pertama kita
bertemu, saya sudah suka dengan Pak Bima. Saya tertarik pada Pak Bima..
Mmhh..", kata Hanny sambil mengecup bibirku. Aku tersenyum lalu membalas
kecupannya sambil meremas pantatnya.
"Ohh, Pak Bima.. Enak sekali rasanya..", bisik
Hanny sambil mempercepat gerakannya.
"Ohh.. Sayaanngg.. Ohh..", jerit Hanny
sambil tubuhnya bergerak makin cepat seperti meronta. Sampai akhirnya, serr!
Serr! Serr! Hanny mencapai orgasme.
"Ohh..", jerit Hanny sambil mendekap erat
tubuhku sambil mendesakkan memeknya ke kontolku. Tubuhnya bergetar dan meronta
merasakan nikmat yang amat sangat.
"Ohh.. Pak Bimay.. Enak sekali..", bisik
Hanny sambil mengecup bibirku. Aku tersenyum sambil membalas kecupannya.
"Mau posisi apa, sayang?", tanya Hanny sambil
tetap berada di atas tubuhku.
"Posisi kesukaan Ibu Novi apa?", aku balik
bertanya.
"Doggy style.. Mau?", tanya Novie sambil
tersenyum lalu mengecup bibirku.
"Whatever you want..", jawabku.
Hanny bangkit lalu mulai nungging di pinggir ranjang.
Tampak jelas memeknya merekah merangsang.. Segera kuarahkan kontolku ke lubang
memeknya, lalu bless.. Bless.. Aku mulai memompa kontolku dalam-dalam di
memeknya. Rasanya sangat nyaman dan nikmat.
"Ohh.. Enak banget memekmu Bu Hanny...oh enaknya
mengentotimu bu Hanny..", kataku sambil meremas pantat Hanny.
"Mmhh.. Ohhh pak Bima...enotanmu enak...ohhh
kontolmu dalem banget masuk dalammemekku...Oh..entotin...masukin sedalamnya
sayang...ahhh....", erang Bu Hanny sambil menoleh ke arahku, sementara
pantatnya digoyang dan diputar mengimbangi pompaan kontolku.
"Remasshh.. Remass susuku, Pak Bimay..",
desah Hanny sambil meremas buah dadanya sendiri.
Aku pun segera menuruti kemauannya. Sambil memompa
kontol, tanganku segera memegang, meremas buah dada dan memainkan puting susu
Hanny bergantian.
"Ohh.. Ohh.. Nikmaatthh..", jerit lirih
Hanny sambil memegang tanganku yang sedang meremas-remas buah
dadanya...."OOhhh...rasanya kontolmu makin keras dan besar dalam
memekku...oh...setubuhi aku...oh entotanmu...oh enaknya..."
Lalu kembali kami merubah posisi. Ia langsung rebah
mengangkang di ranjang... memeknya yang tembem benar-benar terlihat enak untuk
di entot. Aku arahkan kontolku ke lobang memeknya...lalu....
""Ahhhhh,,,,,....OOOOhhhh....."kami
mendesah bersamaan ketika kontolku masuk dalam memeknya.
Ia merangkul bahuku lalu menjilati leherku..dan berbisik
"Ohhhh...entotanmu enak....kontolmu besar dan panjang....ohhh....dalam
sekali pak..."
Aku tak kalah liar menjilati lehernya...dan kubalas
bisikannya..." Memek ibu Hanny tebal..memek ibu enak dientot...kntolku
keenakan Bu..."
Kami terus berpacu di ranjang yang biasanya ia pakai
tidur dengan suaminya itu. Lalu tiba-tiba ia merangkulku ketat. Tangannya
meraih kepalaku...""Pak Bima..."desahnya.
Aku mengangkat kepalaku..lalu memandangi wajahnya...Ia
menyentuh bibrku dengan bibirnya tetapi hanya sentuhan-sentuhan pelan...bibir
kami bergesekan seirama goyangan pinggul kami yang saling
menggenjot..."Ohhh..Pak Bimahh...aku bisa ketagihan dientoti kontolmu
pak,,,ohh...enak pak..." Kedua tangannya berada di belakang kepalaku.
Bibir kami bergesekan pelan...""Aku juga bu Hanny....enak sekali
mengentoti memek bu Hanyy....aku juga pasti ketagihan ngentot sama bu
Hanny..."
"Ohhh..pak aku ketagihan kontolmu..."
"Ohh bu Hanny aku ketagihan memekmu..."
Genjotan pinggul kami makin lama semakin ketat dan
cepat...
"Ohh...bu Hanny...aku akan ketagihan ngentot sama
bu Hanny..."desahku.
"Ahhh...ohhh...aku mau setiap waktu ngentot sama
pak Bima...kalau perlu tiap hari Pak Bima datang aja...kita bisa ngentot terus
pak...ohhh...""
Ketika entotan-entotan kami semakin liar...dan nafas
kami makin panas tak teratur...tiba-tiba ia menahan pinggulku...kami lalu
begerak pelan...ia meraih kepalaku...bibirnya menjilati bawah kupingku...sambil
saling menggenjot perlahan ia berbisik pelan..."pak Bima...aku lagi subur
pak..."
Aku kaget mendengar bisikanyya yang penuh birahi..."Oh bu Hanyy..."desahku. Lalu akupun mulai memompa memek bu Hanny dengan entotan yang dalam. Aku meregangkan pahaku agar tusukan kontolku yang besar dan panjang makin dalam.
Aku kaget mendengar bisikanyya yang penuh birahi..."Oh bu Hanyy..."desahku. Lalu akupun mulai memompa memek bu Hanny dengan entotan yang dalam. Aku meregangkan pahaku agar tusukan kontolku yang besar dan panjang makin dalam.
"Tekan kontolmu panjangmu sedalamnya
pak...ohhh...iya gitu pak...masukin dalam-dalam pak..ohh..gitu...oh... iya
tekan terus"
"Oh...pak...ohhh...masuki rahimku...masukkan
kepala kontolmu dalam rahimku...oh gitu...okkkkhhh...pakkk...ohh...."
"Ohhh...bu Hanny aku keenakan bu...oh...kontolku
rasanya mentok bu...oh...enaknya bu....ohhhh...bu...Bu hanny...maniku juga lagi
banyak bu....udah tiga minggu aq tidak ngentot sama istriku
bu...oookkkhhh...bu..."
"Oookkkkhhh pak...oh...pak...aq suka pak...aku
suka manimu banyak pak..."
Lalu tiba-tiba aku merasa kontolku diperas dan dihisap
lobang memek bu Hanny..."Oookkkhhh.....bu...oookkkkhhh..."erangku tak
kuasa menahan nikmat.
"Iya sayang...okhh.pppak...enaknya..."
"Ohh.. enak sekali, sayang..", kataku sambil
mempercepat gerakan kontolku karena sudah mulai terasa ada sesuatu yang ingin
keluar seiring rasa nikmat yang aku rasakan. "Buuuu...aku mau
keluar bu..."
"Keluarkan saja di dalam memekku, sayang..semprot
rahimku yang subur ini,,,,aaaa pak Bima...", kata Hanny sambil mempercepat
goyangan pantatnya.
"Ohhh akan kusembur rahimmu yang subur ini bu
Hanyy...aku akan semprot maniku sebanyak-banyaknya dalam rahimmu
bu...ooohhh...ohhh...bu...ohhh bu Hanny..aku akn membuatmu hamil bu Hanny...aku
akan membuntingim bu Hanny...oookkkhhhh..."
"Iya pak...entoti...okkhhh...entotin
memekkku...okk..pak Bima...keluarkan manimu sebanyaknya....sirami
rahimku...oh...hamili aku....entoti sampai aku bunting pak Bima...aku pasti
hamil oleh manimu...oookkkhhh....aku rela bapak entot sampai hamil..."
Kupercepat kontolku keluar masuk memeknya sambil
meremas buah dadanya, lalu tak lama kemudian kudesakkan kontolku ndalam-dalam
ke memeknya.. Croott! Croott! Croott! Air maniku menyembur sangat banyak di dalam
memeknya seiring rasa nikmat dan nyaman kurasakan. Aku terus desakkan kontolku
dalam-dalam ke dalam rahim bu Hanny sambil kukerahkan otot dan nafasku agar
maniku keluar sebanyak-banaykanya... sampai kurasakan air maniku habis
keluar....Aku lakukan semua itu sambil menjilati bibirnya....
"OOkkkkkhhh...Pak Bima banyak sekali
spermamu...oohhh....rahimku merasa hangat oleh manimu...ookkk...semprot terus
pejuhmu yang banyak....aaahhh iya...oookkkhh iya..", kata Bu Hanny sambil
meliukkan pinggulnya.. Aku merasa lobang memeknya meremasi dan menghisap batang
kontolku...kepala kontolku serasa diemut-emut oleh memknya...Bu Hanny seolah
ingin memeras spermaku sebanyak-banyaknya..
"Okkkhhhh....aku juga keluar
pak...."desahnya..."Okkhhh..pak bima...aku enak pak...aku paus
pak...akkkhh...enaknya pak..."
Lalu ahkhirnya irama pergelutan badan kami berhenti...Ia
mendesah dan memeluk kepalaku dalam dadanya...
Nafas kami memeburu.... Lalu bisikkanya terdengar
lirih...
"Kontol pak bima enak...kontolmu besar dan
panjang pak...aku suka ngentot sama pak Bima..."
"Ibu juga hebat, memek ibu tebal dan
tembem...susumu besar bu...tubuh Bu Hanny semok...memek ibu enak
dientot..", kataku lirih.
"Kapan pun Pak Bima mau, aku mau dientoti pak
Bima....aku suka birahimu pak Bima...Kontol pak bima besar dan panjang...aku
bisa ketagihan ngentot sama pak Bima..", kata Hanny sambil tersenyum lalu
mengecup bibirku.
"Aku juga suka sama bu Hanny...aku juga suka
birahi dalam tatapn matamu bu...aku juga suka ngentoti ibu kapan
saja...oohhh....", kataku sambil mengusap punggung telanjangnya.
"Saya mau mandi dulu, Pak Bima.. Mau ikut?",
tanya Hanny manja sambil bangkit dan turun dari ranjang.
"Mandi bareng wanita cantik siapa yang mau
nolak?", kataku sambil bangkit pula.
"Ihh! Genit!", katanya sambil mencubit
tanganku.
"Kalau sudah kena air dingin, bisa ada ronde
kedua dong..", bisik Hanny sambil memeluk tubuh telanjangku.
"Siapa takut..", jawabku sambil mengecup
bibir ranumnya.
Hanny, saya sayang kamu..
OOOOOHH HH JD KEPINGIN NGENTOT
BalasHapusMou donk di entotin kamu
Hapusyang benar aja memek nya tebal dan bisa ngisap kontol
BalasHapusYa bs ndra asal memek hany ga lober kl dah lober mana
Hapusbs ngisap
memek jilbab enak ,,, teball tipis yg penting memek jilbab
Hapushuyih..jadi berontak juga eih. Mau diapakan nih kontolllooooong
BalasHapusMou gk gue isep terus ngentotin memek gue??
Hapusobat herbal
BalasHapusObat Perangsang
Aneka Kondom
Alat Bantu Sex
obat penggemuk badan
Pembesar Penis
Obat Pembesar Penis
Viagra
Levitra
obat Peninggi Badan
Hub: 085713500997
Pin bb 30bcbe67 / 7678ae8c
Jual Vimax Izon Asli Canada Di Surabaya
BalasHapusJual Testo Ultra Asli Di Surabaya
Jual Obat Penirum Di Surabaya
Jual Titan Gel Asli Di Surabaya
Jual Jual Hammer Of Thor Obat Kuat Di Surabaya
Jual Vimax Asli Canada Di Medan
Jual Viagra USA 100mg Di Medan